Peran Serum CA 72-4 dalam Diagnosis dan Pemantauan Kanker Lambung

Peran Serum CA 72-4 dalam Diagnosis dan Pemantauan Kanker Lambung

09/05/2025Bumame

Serum CA 72-4 membantu deteksi dan pemantauan kanker lambung. Pelajari fungsinya dalam diagnosis dini dan evaluasi efektivitas terapi kanker.

Kanker lambung adalah salah satu jenis kanker yang berkembang di lapisan dinding lambung. Penyakit ini dapat berkembang secara perlahan selama bertahun-tahun, sering kali tanpa gejala yang jelas di tahap awal, sehingga sering terlambat didiagnosis. Sebagai salah satu kanker yang cukup mematikan, penting untuk memahami lebih dalam tentang kanker lambung, mulai dari penyebab, gejala, hingga langkah pencegahannya.

Carbohydrate Antigen 72-4 (CA 72-4) adalah salah satu biomarker yang digunakan dalam deteksi dan pemantauan kanker lambung. Biomarker ini merupakan antigen yang dilepaskan oleh sel kanker, terutama pada kanker gastrointestinal seperti kanker lambung dan kanker ovarium. CA 72-4 diukur melalui tes darah, di mana kadar yang tinggi dapat mengindikasikan adanya proses keganasan.

Penyebaran Kanker Lambung di Indonesia

Kanker lambung bukanlah jenis kanker yang paling umum di Indonesia, tetapi dampaknya tetap signifikan. Berdasarkan data Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) 2020, kanker lambung menempati peringkat ke-6 dari semua jenis kanker secara global dengan sekitar 1 juta kasus baru setiap tahun. Di Indonesia, kanker lambung tidak termasuk dalam lima besar jenis kanker terbanyak, tetapi tetap menjadi ancaman kesehatan serius, terutama bagi kelompok usia lanjut.

Faktor-faktor seperti pola makan, kebiasaan merokok, serta infeksi bakteri Helicobacter pylori (H. pylori) berperan besar dalam angka kejadian kanker lambung. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang faktor risiko dan gejala awal juga menjadi tantangan besar dalam penanganan penyakit ini.

Penyebab dan Faktor Risiko

Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker lambung antara lain:

  1. Infeksi: Bakteri H.Pylori ini diketahui sebagai salah satu penyebab utama kanker lambung, terutama melalui peradangan kronis pada dinding lambung. Selain itu Infeksi virus Epstein-Barr juga menjadi salah satu penyebab.

  2. Pola makan: Konsumsi makanan yang diasinkan, diasap, atau diawetkan dengan nitrat dapat meningkatkan risiko kanker lambung.

  3. Riwayat keluarga: Genetik juga berperan dalam risiko kanker lambung.

  4. Kebiasaan buruk: Merokok dan konsumsi alkohol berlebihan dapat merusak dinding lambung.

  5. Kondisi medis tertentu: Gastritis kronis, anemia pernisiosa, polip lambung, dan penyakit autoimun juga dapat meningkatkan risiko kanker lambung.

Selain itu, faktor usia juga memiliki pengaruh besar. Risiko kanker lambung meningkat pada individu di atas usia 50 tahun, dengan sebagian besar kasus terjadi pada pria. Penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dan status ekonomi dapat memengaruhi risiko, di mana akses terbatas pada makanan sehat dan layanan kesehatan menjadi faktor penentu.

Gejala yang Perlu Diwaspadai

Pada tahap awal, kanker lambung sering kali tidak menunjukkan gejala. Namun, seiring perkembangan penyakit, beberapa gejala yang mungkin muncul meliputi:

  • Nyeri atau rasa tidak nyaman di perut bagian atas

  • Mual dan muntah

  • Kehilangan nafsu makan

  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan

  • Kelelahan yang berlebihan

  • Muntah darah atau adanya darah dalam tinja

Gejala-gejala ini sering kali tidak spesifik dan dapat menyerupai gangguan pencernaan lainnya, seperti gastritis atau maag. Oleh karena itu, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika gejala berlangsung lama atau semakin memburuk.

Pemeriksaan oleh Dokter

Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan awal berupa:

  1. Riwayat medis: Dokter akan menanyakan gejala, riwayat kesehatan, dan faktor risiko lainnya.

  2. Pemeriksaan fisik: Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya nyeri atau pembengkakan di daerah perut.

  3. Tes darah: Untuk mengevaluasi tanda-tanda anemia atau infeksi.

Selain itu, dokter mungkin menggunakan tes sederhana seperti ultrasonografi perut untuk mendapatkan gambaran awal kondisi lambung sebelum melanjutkan ke pemeriksaan lebih mendalam.

Pemeriksaan Lanjutan

Jika diperlukan, dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan lanjutan seperti:

  1. Endoskopi: Prosedur ini memungkinkan dokter untuk melihat bagian dalam lambung dan mengambil sampel jaringan (biopsi) jika diperlukan.

  2. Biopsi: Merupakan prosedur pengambilan jaringan tubuh sebagai sampel untuk dilakukan pemeriksaan dengan mikroskop.

  3. Computed Tomography (CT scan) atau Magnetic Resonance Imaging (MRI): Untuk mendeteksi penyebaran kanker ke organ lain.

  4. Tes pencitraan lainnya: Seperti Positron Emission Tomography (PET scan) untuk mengevaluasi stadium kanker.

  5. Uji keberadaan H. pylori: Ini bisa dilakukan melalui tes napas, darah, atau tinja.

Pemeriksaan genetik juga mungkin direkomendasikan untuk individu dengan riwayat keluarga kanker lambung, terutama jika ada indikasi sindrom genetik seperti Hereditary Diffuse Gastric Cancer (HDGC). Dalam pemeriksaan lain terdapat salah satu pemeriksaan biomarker yang dapat digunakan untuk deteksi dan pemantauan kanker lambung, yaitu CA 72-4.

Apa Itu CA 72-4?

CA 72-4 adalah penanda tumor yang tergolong sebagai tumor-associated glycoprotein (TAG-72), sejenis protein yang dihasilkan dalam jumlah tinggi oleh sel kanker tertentu, terutama pada kanker lambung. Protein ini tidak banyak ditemukan pada jaringan normal, sehingga peningkatan kadar CA 72-4 dalam darah sering kali menjadi indikasi adanya kanker gastrointestinal.

Cara Kerja CA 72-4

CA 72-4 bekerja dengan mendeteksi antigen spesifik yang dihasilkan oleh sel kanker. Antigen ini dikenal sebagai tumor-associated glycoprotein (TAG-72) dan ditemukan pada permukaan sel kanker. Dalam kondisi normal, kadar CA 72-4 di dalam darah sangat rendah. Hasil yang menunjukkan kadar tinggi CA 72-4 dapat menjadi tanda adanya proses keganasan dalam tubuh, meskipun tidak selalu spesifik untuk kanker lambung. Selain untuk kanker lambung CA 72-4 dapat ditemukan dalam berbagai adenokarsinoma termasuk kolorektal, ovarium, payudara, dan paruu-paru

Kegunaan CA 72-4

Penggunaan CA 72-4 dalam kanker lambung meliputi:

  1. Pemantauan pengobatan: CA 72-4 digunakan untuk mengevaluasi respons pasien terhadap terapi, seperti kemoterapi atau operasi. Penurunan kadar biomarker ini biasanya menunjukkan keberhasilan pengobatan.

  2. Deteksi kekambuhan: Setelah pengobatan selesai, pengukuran kadar CA 72-4 dapat membantu mendeteksi kekambuhan kanker pada tahap awal.

  3. Evaluasi Prognosis: Kadar CA 72-4 yang sangat tinggi pada saat diagnosis sering kali dikaitkan dengan prognosis yang lebih buruk, seperti stadium kanker yang lebih lanjut.

  4. Deteksi Metastasis: Pada pasien dengan kanker lambung lanjut, kadar CA 72-4 yang sangat tinggi sering kali menunjukkan penyebaran kanker ke organ lain, seperti hati atau peritoneum.

  5. Kombinasi dengan Biomarker Lain: CA 72-4 sering digunakan bersama biomarker lain seperti CEA (Carcinoembryonic Antigen) dan CA 19-9 untuk meningkatkan akurasi dalam diagnosis dan pemantauan kanker lambung.

  6. Pemantauan Pasien Pascaoperasi: Setelah operasi pengangkatan tumor, kadar CA 72-4 dapat membantu memastikan bahwa semua jaringan kanker telah diangkat. Penurunan kadar yang signifikan menunjukkan keberhasilan prosedur.

Efektivitas CA 72-4

Hingga saat ini, CA 72-4 tidak direkomendasikan sebagai alat skrining untuk kanker lambung pada populasi umum. Rendahnya sensitivitas pada tahap awal kanker membuat biomarker ini kurang efektif untuk mendeteksi kanker sebelum gejala muncul. Namun, pada kelompok berisiko tinggi seperti individu dengan riwayat keluarga kanker lambung atau infeksi kronis H. Pylori CA 72-4 dapat menjadi alat tambahan untuk pemantauan kesehatan.

Pengobatan Kanker Lambung

Pilihan pengobatan kanker lambung tergantung pada stadium penyakit, kondisi kesehatan pasien, dan preferensi individu. Beberapa metode pengobatan yang umum dilakukan antara lain:

  1. Operasi: Pada tahap awal, operasi untuk mengangkat tumor atau sebagian lambung dapat menjadi pilihan utama. Jika kanker sudah menyebar, operasi paliatif mungkin dilakukan untuk meredakan gejala.

  2. Kemoterapi: Digunakan untuk membunuh sel kanker yang mungkin tersisa setelah operasi atau untuk mengecilkan tumor sebelum operasi.

  3. Radioterapi: Menggunakan sinar-X untuk menghancurkan sel kanker, biasanya dikombinasikan dengan kemoterapi.

  4. Terapi target: Pendekatan terbaru yang menggunakan obat-obatan untuk menyerang sel kanker secara spesifik tanpa merusak sel sehat.

  5. Imunoterapi: Membantu sistem kekebalan tubuh melawan kanker, terutama untuk kanker lambung yang telah menyebar luas.

Apakah Kanker Lambung Bisa Di-Skrining?

Skrining untuk kanker lambung biasanya tidak dilakukan secara rutin, terutama di negara-negara dengan angka kejadian yang rendah seperti Indonesia. Namun, skrining mungkin direkomendasikan untuk individu dengan risiko tinggi, seperti mereka yang memiliki riwayat keluarga kanker lambung atau infeksi kronis H. pylori. Pemeriksaan endoskopi menjadi metode skrining yang paling efektif dalam mendeteksi kanker lambung pada tahap awal.

Pencegahan Kanker Lambung

Pencegahan kanker lambung melibatkan perubahan gaya hidup sehat dan pengelolaan faktor risiko. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

  1. Hindari makanan yang diawetkan: Kurangi konsumsi makanan yang diasap, diasinkan, atau mengandung banyak nitrat.

  2. Makan sehat: Perbanyak konsumsi buah, sayuran, dan makanan kaya serat. Buah-buahan seperti jeruk, apel, dan tomat mengandung antioksidan yang membantu melawan radikal bebas.

  3. Berhenti merokok: Rokok meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker lambung.

  4. Batasi alkohol: Konsumsi alkohol berlebihan dapat merusak dinding lambung.

  5. Tangani infeksi H. pylori: Jika Anda didiagnosis dengan infeksi ini, segera konsultasikan dengan dokter untuk pengobatan.

  6. Jaga berat badan ideal: Obesitas dapat meningkatkan risiko kanker lambung.

  7. Rutin berolahraga: Aktivitas fisik tidak hanya membantu menjaga berat badan tetapi juga meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh.

Komplikasi Kanker Lambung

Kanker lambung yang tidak ditangani dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, seperti:

  1. Perforasi lambung: Dinding lambung bisa berlubang, menyebabkan infeksi berat di rongga perut.

  2. Penyebaran kanker: Kanker lambung dapat menyebar ke organ lain, seperti hati, paru-paru, atau kelenjar getah bening.

  3. Malnutrisi: Penurunan berat badan dan kesulitan makan dapat menyebabkan kekurangan gizi.

  4. Pendarahan: Kanker lambung dapat menyebabkan pendarahan internal yang berbahaya.

  5. Obstruksi lambung: Tumor dapat menyebabkan penyumbatan, membuat makanan sulit melewati saluran pencernaan.

Kesimpulan

Kanker lambung adalah penyakit yang serius, tetapi dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup sehat dan pengelolaan faktor risiko. Deteksi dini melalui pemeriksaan medis sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan. CA 72-4 sebagai biomarker telah memberikan kontribusi besar dalam pemantauan dan pengelolaan kanker lambung, meskipun belum cukup untuk digunakan sebagai alat skrining utama. Kombinasi berbagai metode diagnostik dan pemantauan, termasuk penggunaan CA 72-4, dapat membantu mendeteksi dan mengelola kanker lambung secara lebih efektif. Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala yang mencurigakan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Kesadaran, tindakan cepat, dan dukungan emosional adalah kunci dalam melawan kanker lambung.

Sumber:

Guadagni, F., Roselli, M., Cosimelli, M., Ferroni, P., Spila, A., Cavaliere, F., ... & Schlom, J. (1995). CA 72-4 serum marker–a new tool in the management of carcinoma patients. Cancer investigation, 13(2), 227-238.

Hu, P. J., Chen, M. Y., Wu, M. S., Lin, Y. C., Shih, P. H., Lai, C. H., & Lin, H. J. (2019). Clinical evaluation of CA72-4 for screening gastric cancer in a healthy population: a multicenter retrospective study. Cancers, 11(5), 733.

Mariampillai, A. I., Cruz, J. P. D., Suh, J., Sivapiragasam, A., Nevins, K., & Hindenburg, A. A. (2017). Cancer antigen 72-4 for the monitoring of advanced tumors of the gastrointestinal tract, lung, breast and ovaries. Anticancer Research, 37(7), 3649-3656.

National Cancer Institute. (n.d.). Stomach cancer. Retrieved January 6, 2025, from https://www.cancer.gov/types/stomach

Xu, Y., Zhang, P., Zhang, K., & Huang, C. (2021). The application of CA72-4 in the diagnosis, prognosis, and treatment of gastric cancer. Biochimica et Biophysica Acta (BBA)-Reviews on Cancer, 1876(2), 188634.